Lockwood & Co.: The Empty Grave

Hi, guys! I know that it has been a while since my last upload and I'm terribly sorry for that. First, I will let you guys know that I'm alive, kicking, and ready to update some of my personal remarks (or review?) about the books I've read during my inactivities!

Pertama-tama, tentu saja buku yang sudah lama sekali saya ingin segera publish tulisannya disini, Lockwood & Co.: The Empty Grave atau sebagaimana terjemahan Indonesia-nya, Makam Tanpa Penghuni!


The thing is, sejujurnya saya sudah menerima edisi terakhir dari L&C ini sejak akhir tahun 2017 dan parahnya saya baru mulai menyelesaikan membaca buku ini semenjak Jumat usai UAS perdana saya di perkuliahan (ceilah) hingga siang tadi. Ya, saya kini sudah menduduki bangku perkuliahan semester pertama, hehehe. 
Akan menghabiskan ruang postingan ini kalau saya menjabarkan alasan mengapa terlambat sekali menyelesaikan TEG (The Empty Grave) sampai versi terjemahannya sudah terbit, jadi, mari langsung saja kita mulai!

WARNING: Major Spoiler Ahead!

Seperti biasa, bab pertama bagian awal dari seri ini selalu di awali dengan monolog dari heroine kita, Lucy Carlyle. Cerita berawal dari Lucy menjelaskan secara singkat kejadian-kejadian sebelumnya yang terjadi di TCS (The Creeping Shadow atau Bayangan Merayap), yang, saya pikir, ini merupakan cara penulisan dari Jonathan Stroud yang bagus untuk "merefresh" ingatan pembaca mengenai rentetan sekuen, kasus ataupun inti dari volume sebelumnya. 

Menurut saya, dari awal penulisan TEG ini tidak bertele-tele meski terdapat beberapa kilas balik, namun sangat sedikit sekali apabila dihitung. Namun, saya kira itu bukan suatu masalah, karena sebagai pembaca yang sudah mengikuti serinya sejak awal, kita semua tentu menginginkan kelanjutan dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pribadi yang sudah lama terpendam. Penasaran. Mengingat ini juga merupakan jilid terakhir dari seri L&C, tentu Stroud ingin semuanya terbungkus dengan epik menjadi satu buku, menghilangkan "rasa haus" dan tanda tanya para pembaca. 

Sebelumnya di TCS, The Skull atau Si Tengkorak meninggalkan cliffhanger yang bagi saya, sangat besar dan menggantung. Yah, yang memang meninggalkan saya menganga sih sambil menutup buku. Usai kedatangan Penelope Fittes bersama Sir Rupert Gale ke Portland Row, ia menyatakan bahwa Penelope adalah Marissa, "sang pahlawan masa lalu", wanita yang digadang-gadang sebagai penemu metode "pembasmian" hantu. Ia sangat terkenal seantero London dan dianggap sebagai pionir serta patut dijadikan contoh oleh agensi-agensi manapun. Tentu hal ini sangat mengejutkan karena, tidak mungkin tokoh yang seharusnya sudah mati bertahun-tahun lalu masih hidup sampai sekarang, bukan? 

Ini menjadikan sebuah picuan bagi Lockwood dan lainnya, mendorong mereka nekat untuk membobol masuk ke makam Marissa yang, seharusnya, menjadi tempat peristirahatannya yang terakhir. Singkat cerita, usai perencanaan yang matang dan berbagai rintangan serta kesulitan, akhirnya mereka berhasil masuk ke dalam Mausoleum Fittes, dimana makamnya seharusnya berada.

Makamnya, tidak sepenuhnya kosong. Ada manekin yang sepertinya, tujuannya adalah untuk menyamarkan mayat yang seharusnya ada di dalam, tetapi sebenarnya tidak ada mayat. Namun, ternyata di dalam makam tersebut terdapat satu jiwa marah yang terperangkap di dalamnya yang sempat menyerang L&C. Lucy sempat mengandalkan Daya Dengarnya, dan ujungnya sang Jiwa itu sendiri meminta Lucy (dengan marah dan penuh kebencian) untuk membawakan Marissa padanya.

Dari situlah, petualangan dimulai.

Satu demi satu kasus mengarahkan mereka kepada kebenaran akan Marissa, yang merupakan dalang dari penyebab besar Masalah yang terjadi di London. Saya pribadi menyukai kasus La Belle Dame Sans Merci yang diceritakan sebelum menyentuh inti cerita TEG. Dimana disini kedekatan antar Lucy dan Lockwood makin terlihat jelas. Lockwood semakin terbuka kepada Lucy, menandakan ia mempercayai Lucy sepenuhnya. Ia bahkan mulai menceritakan hal yang memberatkan pikirannya pada Lucy, dan menunjukkan makam keluarganya kepadanya. Hanya berdua saja. Dan Lucy menerimanya sepenuh hati.

Hubungan antara Lucy dan Lockwood dijelaskan semakin intim, sebagaimana Lockwood semakin terang-terangan "mengkode" Lucy. Ia bahkan memeluknya disaat Portland Row sedang kosong usai George hampir tewas dipukuli, menceritakan sebagian besar pikiran yang membebaninya, sampai--ini adegan favorit saya--memberikan kalung safir istimewa yang merupakan peninggalan dari orangtua Lockwood, yang lelaki itu sendiri ceritakan bahwa kalung itu diberikan oleh Donald, ayahnya, kepada Celia, ibunya, sebagai hadiah usai keduanya bertemu.


'What is it, Lockwood?' I asked. 'I don't think I've ever seen anything so beautiful.'
'It's a sapphire. My father got the gem out East somewhere, and he had this necklace made for my mother. It was her favourite piece of jewellery. That's what my sister told me once, anyway. I'd forgotten all about it until today.' 
'So your mum didn't have it on her when she...?'
'I don't think she wore it in the ordinary way. It was too special to her. My dad gave it to her soon after they met. It was a symbol of his undying devotion.' 

A symbol of his undying devotion. 
A symbol of his undying devotion. 
A symbol of his undying devotion. 
Lockwood... I see what you wanted to say there, back then. ( ͡° ͜Κ– ͡°) 


Dari awal, saya sangat suka bagaimana Stroud menceritakan relasi antar-karakter di seri ini. Subtle, tetapi mengena. Lucy dan Holly terlihat semakin dekat. Sebelumnya di THB (The Hollow Boy atau Lelaki Berongga), keduanya tidak memiliki hubungan yang baik meski kesalahpahaman antar mereka sudah terselesaikan. Di TCS pun masih terdapat sedikit kecanggungan. Tetapi di TEG, hubungan mereka sangat dekat sampai terjadi "girls talk" antara keduanya, meski hal itu terjadi  semenit sebelum perkelahian hebat dengan musuh. Hubungan Flo dengan George yang manis disiratkan tidak begitu banyak di TEG, namun bagi saya meninggalkan kesan yang mendalam, karena diceritakan secara perlahan tapi pasti. Apalagi, Stroud juga menuliskan sepenggal masa lalu Flo, disini menunjukkan bahwa sang penulis sendiri tidak ingin pembaca menganggap Flo sebagai tokoh pembantu yang "begitu saja". Saya tekankan kalau Flo bukan sekadar tokoh sampingan dekil pengais relik, teman-teman! Duh, betapa saya harap masa lalu Flo diceritakan lebih rinci lagi disini. Jujur saya tidak keberatan kalau Stroud menulis sebuah sekuel mengenai Flo dan masa lalunya lebih mendetail... (shush)

Apa yang saya sukai lagi dari TEG kali ini adalah adegan action yang dituliskan oleh Stroud. Bagaimana ia menulisnya mampu membuat saya membayangkan adegan seru nan bengis yang dihadapi oleh L&C melawan musuh-musuh, terutama adegan baku hantam di perpustakaan Fittes dengan beberapa ilmuwan "gila" dan Portland Row, saat Sir Rupert Gale bersama Winkman menerobos masuk ke dalam untuk membunuh seluruh anggota L&C membuat saya menahan napas sambil membalik halaman dengan antusias. Saat L&C memasuki "The Other Side" pun sukses membuat saya deg-deg-an. Apalagi adegan saat Si Tengkorak menyadari keanehan dari Quill menghasilkan serangan jantung mini. Saya auto berteriak dalam batin. Quilllllllllllllllll! 

Untung saja sang penulis masih berbaik hati dan membiarkan our precious Quill remain alive. Bahkan disela-sela luka parahnya akibat pergumulan dengan Gale pun, ia tetap sigap membantu tim melawan orang-orang Fittes yang tersisa usai berhasil keluar dari The Other Side.

Tidak lupa puncak dari konflik TEG saat Lucy berupaya "mengkonfrontasi" Marissa Fittes di ruangan pribadinya. Bagaimana ia berhadapan dengan Marissa dan hantu tipe tiga-nya yang disebut-sebut sudah memberikan "petuah" padanya bertahun-tahun, Ezkiel. Lockwood datang disaat Lucy berada di ujung tanduk dan, yang membuat saya speechless, Lucy menghancurkan toples penahan Si Tengkorak dan membiarkannya bebas. Lucy percaya sepenuhnya pada Si Tengkorak, bahkan usai Si Tengkorak sendiri sempat, lagi-lagi, memperingatkan sekaligus mengancam bisa membunuh Lockwood. Namun Lucy tetap percaya.

Namun, ada satu lagi adegan yang "nyes" di hati saya.
Saat Lockwood dan Lucy sudah terpojokkan dan enggan meninggalkan satu sama lain, Si Tengkorak merelakan dirinya untuk melindungi keduanya dari ledakan yang dihasilkan oleh Marissa. Di saat Lucy membuka kedua matanya, yang tersisa hanyalah Sumber dari Si Tengkorak sendiri dan ia menghilang. Pada akhirnya, Si Tengkorak tidak membunuh siapapun.

Sampai sekarang saya mengetik pun, the scene actually pulled my heartstrings dan merupakan salah satu adegan favorit saya.

TEG merupakan penutup akhir dari seri L&C. Mengingat ini merupakan volume terakhir, rasanya sedikit sedih, karena sampai disinilah petualangan dari Lucy dan kawan-kawan. Saya sedikit berharap Stroud akan mengisahkan sedikit kilas maju dimana semuanya sudah menjadi dewasa, namun ternyata tidak demikian. Namun, endingnya tetap bahagia dengan sedikit sentuhan kepahitan dimana Si Tengkorak pada akhirnya tidak kembali. Saya pribadi tetap puas. Memang ending yang seperti ini pun mengena bagi pembaca.

Omong-omong, sebelum buku ini rilis, saya sempat mendengar kekhawatiran fans barat dari Tumblr bahwa mereka tidak mengharapkan adanya kematian mengingat karya-karya Stroud sebelumnya...? Saat itu saya sendiri tidak bisa menyimpulkan, karena baru mulai membaca novel Stroud dari seri ini. Tapi saat membaca sinopsisnya terpenggal, "not everyone will make it alive"I guess that's kinda true... πŸ˜₯ (>masih pahit mengingat kehilangan Si Tengkorak) 

Akhir kata, thank you Jonathan Stroud for publishing another great story! 2-3 tahun saya mengikuti seri ini, sebagian besar adalah perasaan bahagia dan enjoy terhadap cerita. Rasa penasaran yang selalu menghantui setiap membalik kertas, bagaimana saya menertawakan guyonan dan pun atau permainan kata-kata serta sarkasme baik dari George dan Si Tengkorak, rasa campur aduk ketika hal-hal buruk terjadi pada setiap karakter yang sudah mengakar dalam pada diri saya... rasanya baru kemarin saya mengambil L&C dari rak toko buku dan mulai mengikuti serinya. Waktu memang berjalan dengan cepat. Saya begitu menikmati Lockwood & Co.

Bagi para pembaca blog yang kebetulan sedang membaca review separuh spoiler dari saya ini dan ingin membaca genre action bercampur mystery-thriller dengan bubuhan sedikit romance, sangat saya rekomendasikan untuk membeli bukunya dari toko buku dan mulai membaca seri ini. Karena saya yakin, Anda tidak akan menyesal. 😊





Comments

Popular Posts